Kamis, 09 April 2015

sesungguhnya permasalahan kamuslimin saat ini bukanlah sunny dan syiah tetapi sesungguhnya permasalahan kita sekarang adalah kebebasan gaya baru dan penjajahan gaya baru (neoliberalisme dan neo imperialisme) yang dimana yang mengempanyekan adalah amerika. sunggu merekalah musuh kaumuslimin yang sesungguhnya..

Sabtu, 13 Desember 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di bangku kuliah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan sebuah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa Universitas Muslim Indonesia yang mana didalamnya tercakup tridarma perguruan tinggi yaitu Pendidikan, pengembangan dan pengabdian pada masyarakat.
Dalam pelaksanaan  praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu nengaplikasikan segala ilmu dan teori- teori yang telah didapatkan di bangku kuliah, tetapi harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama ditempat praktek kerja lapangan, baik dalam instansi swasta maupun pemerintahan.
Praktek kerja lapang (PKL) dipandang perlu, karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek kerja lapang (PKL) akan menambahkan kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dangan kenyataan yang terjadi dilapangan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam nnengamati permasalahn dan persoalan, baik dalam aplikasi teori maupun kenyataan sebenarnya.
Jurusan agroteknologi atau budidaya merupakan salah satu jurusan di fakultas pertanian UMI Makassar yang bergerak dibidang budidaya dengan menerapkan teknik bioteknologi sehingga mapu melahirkan sarjana pertanian yang memiliki inovasi- inovasi baru dalam pengembangan pertanian.
Pada pelaksanaan praktek kerja lapang ini berfokus pada budidaya jamur tiram karna di anggap sebagai peluang usaha yang sagat bagus. Melihat dari peluang pasar yang terbuka lebar untuk memasarkan jamur tiram. Kandungan gizi yang bermanfaat bagi manusia akan menambah daya tarik konsumen untuk membeli jamur ini.
Pada jaman sekarang tidak sedikit sarjana menjadi pengangguran. Mereka pulang dikampungnya masing-masing hanya bermodalkan ijasah saja tidak memiliki keterampilan apa-apa. Dengan adanya keterampilan dalam budidaya jamur tiram ini, diharapkan mampu membuka usaha sekaligus membuka lapangan kerja.
B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu instansi yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Fakultas pertanian sebagai salah satu fakultas yang selalu mengedepankan keterampilan untuk mahasiawa, pihak jurusan selalu mengadakan praktek kerja lapang (PKL) untuk mahasiswa. Pada saat mahasiswa memasuki semester tujuh dan delapan yang lahan lapangan salah satunya adalah Balai Besar Pertanian Batang Kaluku ini.
1.      Tujuan Praktek Kerja Lapang
a.       Untuk melengkapi sumber belajar atau pengetahuan mahasiswa khususnya di bidang budidaya jamur tiram.
b.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di bangku kuliah.
c.       Dengan praktek kerja lapangan dapat melatih diri untuk menghadapi dunia kerja.
d.      Dapat memasukan materi kuliah sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
e.       Dapat memperkenalkan fakultas jurusan ke tempat pelaksanaan ptaktek kerja lapang.
2.      Manfaat Praktek Kerja Lapang
Praktek kerja lapangan ini bermanfaat untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang budidaya jamur tiram. Maka dilakukan praktek kerja lapangan (PKL). adapu manfaat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini yaitu:
a.       Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi mahasiswa yang bersangkutan apabila telah sarjana dan berada di tengah- tengah masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri.
b.      Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah di peroleh di bangku kuliah dan sekaligus menanbah wawasan dan pengalaman.
c.       Dapat mengetahui perbandingan antara teori ilmu yang di peroleh selama perkuliahan dengan praktek di lapangan khususnya didalam bidang budidaya jamur tiram.
d.      Dapat meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja.
e.       Dapat meningkatkan kerja sama antar lembaga pemerintahan yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku dengan fakultas pertanian jurusan Agroteknologi Universitas Muslin Indonesia.
f.       Dapat mempromosikan Keberadaan akademik ditengah- tengah dunia kerja sehingga mampu mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten di bidang masing- masing.














BAB II
PRAKTEK KERJA LAPANG
A.    Tempat dan Waktu
  1. Tempat
Praktek kerja lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku.
  1. Waktu
Praktek kerja lapang (PKL) dilaksanakan mulai hari Kamis 17 Juli sampai Rabu 30 Juli 2014 dan fokus di bidang budidaya jamur tiram dari hari Rabu tanggal 23 Juli  sampai hari sabtu tanggal 26 Juli 2014.
No
Kegiatan
Waktu
Hasil
1
Perendaman serbuk gergaji
Rabu 23 juli, jam 13.30- Kamis 24 juli 2014, Jam 9.30 Wita.
Hasil dari perendaman serbuk gergaji menghilangkan oli dari mesin pabrik kayu
2
Pengomposan
Hari Kamis 24 juli, jam 13.00 – Jumat 25 juli 2014, jam 9.25 Wita
Hasil dari pengomposan membuat campuran media tanam menjadi sangat homogen
3
Pembuatan Baglok
Jumat  25 Juli 2014, jam 9.26 -10.54  Wita.
Pembuatan baglog menghasilkan 118 mediatanam
4
Sterilisasi
Sabtu 26 juli 2014 jam 9.00 Wita
Membuat mediatanam steril dari jamur- jamur yang tidak di inginkan
5
Inokulasi
Sabtu 26 juli 2014 jam 9.00 Wita
Memasukan bibit jamur kedalam baglog/media tanam
6
Inkubasi
Sabtu 26 Juli 2014, jam 10.00 Wita.
Membuat hifa jamur tiram yang di inokulasi, menjalar dengan baik



B.     Alat dan Bahan
  1. Alat
a.    Alat yang digunakan untuk sterilisasi diantaranya adalah oven/drum steam, kompor gas, thermome.
Gambar 1 . (a) Oven/ drum steam, (b) Kompor gas, (c) Thermometer, (d) Selang air.
3.      Alat yang digunakan untuk fermentasi adalah sekop, plastik terpal, ember, timbangan, dan pengayak.
      (a)                  (b)                                (c)                          (d)                   (e) 
Gambar 2. (a) Sekop, (b) Plastik terpal, (c) Ember, (d) Timbangan dan (e)   Pengayak.
4.      Alat yang digunakan dalam pembuatan baglog adalah plastik baglog (polipropilen), cincin baglog diameter 11x2 cm, karet gelang, kapas, dan kertas koran.
             (a)                              (b)                    (c)              (d)                 (e)
Gambar 3. (a) Plastik Beglog (polipropilen), (b) Cincin Baglog diameter 11x2 cm,  (c) Karet gelang, (d) Kapas dan (e) Kertas Koran.

5.      Alat yang digunakan dalam inokulasi adalah jarum inokulasi, bonsen.
     
                             (a)                                       (b)                                                          
Gambar  4. (a) Jarum inokulasi dan (b) lampu bunsen
6.      Alat yang digunakan dalam perawatan jamur adalah penyemprot uap air.


2.      Bahan
a.       Bahan utama yang digunakan adalah Bibit F2 Jamur Tiram , alkohol, spiritus.
                             (a)                             (b)                                (c)
Gambar  5. (a) Bibit F2 Jamur Tiram, (b) Alkohol dan (c) Spiritus
b.      Bahan yang digunakan untuk media antara lain serbuk gergaji, bekatul/dedak, kapur dolomit, gipsun, dan air.
Gambar 6. (a) Serbuk Gergaji, (b) Bekatul/Dedak, (c) Kapur Dolomit, (d) Gipsun




C.    Cara Kerja
  1. Tahap pencampuran bahan
a.       Merendam serbuk gargaji selama 24 jam.
b.      Meletakkan bahan pada tempat yang datar dan kering.
c.       Mencampur komposisi bahan dengan perbandingan :
·         Serbuk gergaji : 100 kg
·         Bekatul/dedak : 15 kg
·         Kapur dolomit/ kalsit :2 kg
·         Plus : 1 kg
·         Kadar air 80-90 %
c.       Mencampur komposisi bahan tersebut hingga homogen dan tidak menggumpal.
d.      Mengecek kelembaban adukan bahan, apabila sudah lembab dihentikan.
e.       Menutup adonan bahan dengan plastik terpal dan fermentasi selama 1 hari.
2.         Tahap pembuatan baglog
a.       Menyiapkan alat dan bahan
b.      Memasukkan komposisi bahan ke dalam plastik baglog.
c.       Memadatkan bahan yang dimasukkan dalam plastik hingga tidak ada ruang kosong menggunakn mesin pemadat bisa juga ditumbuk menggunakan botol kaca.
d.      Memasang cincin baglog pada ujung plastik.
e.       Membuat lubang  pada tengah-tengah cincin dengan menggunakan kayu sedalan 3-4 cm.
f.       Mengikat ujung plastik pada cincin jamur dengan karet gelang.
g.      Menyumbat cincin jamur dengan kapas.
h.      Menutup cincin jamur yang sudah disumbat dengan kapas menggunakan kertas koran dan mengikatnya dengan karet gelang.

  1. Tahap sterilisasi baglog
a.       Memasukkan baglog pada oven/drum steam
b.      Menyalakan kompor
c.       Mensterilisasi baglog pada suhu 1140C konstan selama 7-8 jam.
d.      Mendinginkan baglog pada tempat yang steril
  1. Tahapan inokulasi bibit jamur ke dalam baglog dan ingkubasi pengamatan miselium
a.       Mensterilkan telapak tangan dengan menggunakan alcohol 70%.
b.      Membuka plastik/ kertas yang menutup cincin jamur pada baglog.
c.       Membuka sumbatan kapas pada cincin jamur.
d.      Menginokulasikan bibit jamur tiram kurang lebih 4-5 butir bibit jamur ke dalam baglog menggunakan tongkat inokulasi.
e.       Menutup kembali cincin baglog dengan kapas.
f.       Mengingkubasikan baglog ke dalam ruang pembibitan
g.      Mengamati pertumbuhan miselium jamur dalam baglog.















BAB III
KEADAAN  UMUM BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN BATANG KALUKU
A.    Sejarah Singkat Berdirinya BBPP Batang Kaluku
Menjadi lembaga pelatihan terpercaya untuk menghasilkan SDM profesional merupakan impian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang kaluku. Impian tersebut secara historis telah terpatri seiring dikukukan sebagai lembaga pelatihan sejak tahun 1974 oleh Presiden RI dengan nama Pusat Latihan Pegawai Pertanian (PLPP).
Meretas jalan menuju impian dari sejak kehadiran lembaga pelatihan ini bukanlah hal yang mudah. Jalan panjang  dan berliku telah dilalui, tantangan datang silih berganti termasuk seringnya terjadi perubahan dan penyesuaian organisasi karena tuntutan perkembangan pembangunan pertanian. Disadari bahwa pertanian yang kredibel akan sangat ditentukan oleh adanya SDM pengelola diklat profesional yang meliputi tenaga fungsional, struktural, teknis dan administrasi serta dukungan sumber daya lainnya seperti sarana prasarana yang memadai. Oleh karena itu, kami bertekad dan tanpa merasa lelah akan secara terus menerus melakukan penyesuaian diri.
BBPP Batang kaluku yang lahir sebagai hasil reposisi dari Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP) telah dikukuhkan dengan peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/II/2007, tanggal 19 Februari 2007. Salah satu misi utama lembaga pelatihan ini adalah menyiapkan SDM terdidik yang profesional, kreatif, inovatif baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur melalui kegiatan pelatihan teknis keahlian dan keterampilan berbasis kompetensi (Competence BaseTraining).
Keberadan BBPP Batang kaluku, selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan SDM Pertanian dengan mandat kerja bersifat nasional berciri khas mekanisasi pertanian, pengelolaan lahan dan air, memberi warna tersendiri diantara BBPP yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, ke depan BBPP Batangkaluku akan berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, dan penyelenggaraan, memperkuat jejaring kerja sama diklat, serta meningkatkan kualitas dan pengelolaan sarana dan prasarana pelatihan guna meraih impian yang menjadi dambaan BBPP Batang kaluku. 
Total keseluruhan areal BBPP Batang kaluku Kab. Gowa berkisar 11.5 ha. Adapun lahan yang di gunakan dalam penanaman seperti:
1.   1 ¼ lahan basa.
2.   1,5 lahan kering.
3.   1,5 lahan perkebunan.
B.     Visi dan Misi
1.      Visi BBPP
Menjadi Lembaga Pelatihan Terpercaya dan Berdaya Saing untuk Menghasilkan SDM Pertanian yang Kreatif, Inovatif dan Profesional.
2.      Misi BBPP :
a.       Meningkatkan kualitas rencana program, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan
b.      Meningkatkan kualitas pelayanan kerjasama, jejaring kerja dan system informasi pelatihan pertanian
c.       Meningkatkan pendayagunaan dan pengembangan fasilitas pelatihan pertanian
d.      Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ketenagaan pelatihan
e.       Meningkatkan kualitas pelaksanaan system dan prosedur penyelenggaraan pelatihan serta pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional, mekanisme dan kewirausahaan
f.       Mengembangkan pola/model pelatihan teknis, kewirausahaan pertanian dan kualitas pelayanan konsultasi agribisnis
g.      Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi, manajemen dan kelembagaan BBPP.



C.    Struktur  Organisasi
1.      Kepala BBPP
2.      Sub bagian tata usaha
3.      Jabatan Fungsional.













Gambar 7. Struktur oraganisasi Balai BesarPelatihan Pertanian (BBPP)     Batangkaluku Kab. Gowa.




D.    Fasilitas kerja
Kantor.
                                      Kantor adalah tempat pelaksanaan kegiatan  atau tugas sehari-hari BBPP Batangkaluku

Aula
Dua Aula full AC yang dilengkapi sound sistem dengan kapasitas masing-masing 150 dan 100 orang
 

Ruang Kelas
Enam ruang kelas ber-AC berkapasitas antara 35-40 orang dilengkapi audio visual
 

Asrama
Empat unit asrama terdiri dari : 2 Asrama ber AC dan 2 Asrama menggunakan fan/kipas angin berkapasitas 150 orang
 

Wisma
Tiga unit wisma full AC dengan 11 kamar untuk menampung tamu, narasumber dan pelatih
 

Ruang Makan
Untuk  kenyamanan pengguna tersedia 1 unit ruang makan dengan kapasitas 110 orang
 

Perpustakaan
Memiliki koleksi 2000 ljudul buku komoditas pertanian, mekanisasi, pasca panen dan pengolahan hasil, community development, administrasi dan pengetahuan umum lainnya
 

Laboratorium
Tersedia laboratorium untuk praktek aneka macam mesin pasca panen dan bengkel produksi
 

Rumah Kaca dan Pengolahan Limbah Pertanian
Dua unit rumah kaca dan percobaan/kajiwidya komoditas komersial tertentu. Dua unit bangunan pengolahan limbah pertanian


Fasilitas Lain
BBPP Batangkaluku memiliki website dan fasilitas internet yang bisa diakses 24 jam baik di Aula, kelas, wisma maupun di asrama.






E.     Kegiatan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Kab. Gowa
Sebagai UPT Pusat yang berada di daerah wilayah kerja BBPP Batangkaluku mempunyai wilayah kerja Nasional dan Regional Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku mempunyai mandat nasional untuk menyelenggarakan tiga jenis pelatihan yang telah terakreditasi secara nasional yaitu :
1.   Penanganan Alat Mekanisasi Pertanian
2.   Pasca Panen dan Pengolahan Tanaman Jagung
3.   Pelatihan Tata Guna Air
Pada tingkat regional, BBPP Batangkaluku membawahi mandat untuk menyelenggarakan pelatihan teknis dan fungsional di 10 provinsi kawasan Indonesia timur (Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat).
Pelatihan teknis dan fungsional yang dimaksud diatas adalah :
1.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Tanaman Pangan
2.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Hortikultura
3.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Tanaman Perkebunan (Tahunan dan Semusim)
4.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Pengolahan Hasil Pertanian
5.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Ketahanan Pangan
6.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Kewirausahaan Agribisnis
7.   Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Pengelolaan Limbah Hasil        Pertanian.



F.     Sumber Daya Manusia
Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku memiliki 89 pegawai, yang terdiri dari kepala balai, kepala bidang, kepala bagian umum, kepala seksi, kepala sub bagian, widyaiswara, fungional khusus dan fungsional umum, dengan rincian sebagai berikut: 
No
Pendidikan Terakhir
Jumlah Pegawai
1
S3
1 Orang
2
S2
20  Orang
3
S1
24 Orang
4
D4
1 Orang
5
D3
6 Orang
6
SLTP
5 Orang
7
SLTA
24 Orang
8
MEKANISASI PERTANIAN
1 Orang
9
       SD
     7 Orang
Total Pegawai
89 Orang

G.    Lay Out
 








Gambar 2. Lay out BBPP Batang Kaluku KAB. Gowa

Gambar 8. Lay out BBPP Batang Kaluku KAB. Gowa
H.      Kedudukan
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku Kab. Gowa adalah lembaga pemerintahan yang di naungi langsung kementrian pertanian yang bergerak di bidang pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dibidang Pertanian agar terlahirlah sumber daya manusia yang Kreatif, Inovatif dan Profesional.
I.     Tugas pokok
Melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan tehnik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
J.    Fungsi
1.      Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerjasama.
2.      Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan.
3.      Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian.
4.      Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur.
5.      Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri.
6.      Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur.
7.      Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian.
8.      Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian.
9.       Pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian.
10.  Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.
11.  Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang pertanian.
12.  Pelaksanaan bimbingan lanjutan pelatihan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur.
13.  Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
14.  Pengelolaan unit inkubator usaha tani.
15.  Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelatihan di bidang pertanian.
16.  Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan.
17.  Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis
18.  Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan instalasi BBPP Batangkaluku.
K.    Jumlah Kegiatan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1
Tertatanya kelembagaan Pelatihan Pertanian
1
Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
1
Unit
2
Terfasilitasinya administrasi kegiatan di BDP Kalasey
1
Unit
3
Terfasilitasinya administrasi kegiatan di BPSDM Pertanian Kendari
1
Unit
2
Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi
1
Jumlah widyaiswara yang difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
14
Orang
2
Jumlah pejabat dan tenaga kediklatan UPT yang difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
23
Orang
3
Jumlah instruktur P4S yang difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
30
Orang
4
Terfasilitasinya penyelenggaraan pembinaan anti korupsi
30
Orang
5
Jumlah widyaiswara di BDP Kalasey yang difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
31
Orang
6
Jumlah widyaiswara di BPSDM Pertanian Kendari yang difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
31
Orang
3
Terfasilitasinya aparatur dan non aparatur dalam mengikuti pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja.
1
Jumlah aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan teknis pertanian
1.050
Orang
2
Jumlah non aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan teknis pertanian
310
Orang
3
Jumlah non aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan manajemen dan kewirausahaan pertanian
150
Orang
4
Tersusunnya dokumen Norma Standar Pedoman dan Kebijakan (NSPK)
1
Jumlah dokumen program dan kerjasama pelatihan pertanian yang dihasilkan
3
Dokumen
2
Jumlah dokumen penyelenggaraan pelatihan pertanian yang dihasilkan
6
Dokumen
3
Jumlah dokumen ketenagaan pelatihan pertanian yang dihasilkan
1
Dokumen
4
Jumlah dokumen kelembagaan pelatihan pertanian yang dihasilkan
1
Dokumen
5
Jumlah dokumen evaluasi pelatihan pertanian yang dihasilkan
7
Dokumen
5
Terlaksananya Pelayanan Perkantoran
1
Jumlah bulan layanan perkantoran
12
Bulan
3
Tersedianya peralatan dan fasilitasi perkantoran
10
Unit
5
Terehabnya gedung asrama
52
M2



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Praktikum budidaya jamur tiram ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku dan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 juli  sampai hari sabtu tanggal 26 juli 2014. Hasil dari praktikum ini mahasiswa bisa mengetahui cara budidaya jamur tiram mulai dari perbandingan takaran media tanam sampai proses inokulasi dan ingkubasi. Alhamdulillah dalam praktikum ini semua media tanam yang kami buat sebanyak 118 baglok tidak menemui kegagalan atau terkontaminasi.
Gambar 9. Memasukan media dalam plastic,memadatkan media, sterilisasi media dan inokulasi.
B.     Pembahasan
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.
Pada praktikum yang telah kami lakukan, proses budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dapat dituliskan dalam bagan di bawah ini:
Persiapan tempat dan pemilihan bahan untuk media tanam
a.       Pencampuran bahan
b.      pembuatan log/baglog
c.       fermentasi
d.      sterilisasi
e.       inokulasi
f.       inkubasi/penumbuhan miselium
Dalam proses pembudidayaan, syarat tumbuh jamur tiram yang baik antara lain:
1.      Kandungan Air: dalam substrat berkisar antara 60-65%. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan  jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyempurnaan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.
2.      Suhu: inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 60-70%. Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22º C.
3.      Kelembaban: udara selama masa pertumbuhan miselium 60-70%. Kelembaban udara Pada pertumbuhan badan buah 80-90%.
4.      Cahaya: Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Intentisitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%). Sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.
5.      Aerasi: Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2). Oksigen merupakan unsure penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksidasi menjadi karbondioksida. Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Didalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
6.      Tingkat Keasaman (pH) Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan petkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur yang lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.
Praktikum ini dilakukan dengan cara membuat 118 buah baglog untuk menumbuhkan jamur tiram dari 118 baglog yang dibuat, Alhamdulillah semuanya berhasil tidak ada yang terkontaminasi.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada proses budidaya jamur tiram agar tidak menemui kegagalan atau terkontaminasi yaitu:
a.       Faktor dari serbuk kayu yang digunakan
Media kayu adalah media utama dalam penumbuhan jamur ini. Jadi sangat penting untuk memperhatikan jenis serbuk kayu yang digunakan. Hendaknya jenis kayu yang digunakan homogen atau tidak bercampur. Ini berpengaruh dalam lamanya waktu pengomposan dan juga tentunya perkembangan miselium. Paling bagus menggunakan jenis kayu sengon. Seringkali kegagalan timbul karena pencampuran ini tidak terkontrol, apalagi tercampur dengan jenis kayu yang bergetah seperti kayu pinus, damar, cemara, dan sebagainya.
b.      Faktor PH
Dalam pencampuran media baglog, tingkat PH dari serbuk gergaji harus diperhatikan yaitu di kisaran 7. PH yang terlalu basa (8 hingga 9) dapat menyebabkan kegagalan. Karena faktor PH ini, dalam budidaya diperlukan pengomposan. Metoda pengomposan bertujuan menurunkan PH serbuk gergajian.
c.       Faktor Air
Dalam menambahkan air, seringkali kita tidak memeriksa air yang digunakan. Ada yang menggunakan air sumur, air PDAM, atau air kali biasa. Kandungan kimia pada air tersebut terkadang tidak diketahui, jika terdapat kandungan yang mungkin saja bisa menggagalkan dalam proses budidaya, hal ini tentunya tidak kita inginkan. Cara sederhana untuk mengatasinya adalah, air yang akan kita gunakan hendaknya diendapkan dahulu, bisa juga dengan mencampurkan arang untuk menetralisir dan memurnikan air.
d.      Faktor campuran yang kurang baik
Kadar dari campuran memang bermacam-macam dari masing-masing pebudidaya, tetapi rata-rata menggunakan nutrisi sekitar 10%-15%, ada yang maksimal hingga 20% dari berat gergajian. Nutrisi yang kami maksud di sini adalah perbandingan bekatul atau jagung. Pastikan bahan yang digunakan dalam campuran masih dalam kondisi segar dan baru, tentunya kualitasnya juga harus baik.
e.       Faktor sterilisasi
Faktor ini yang sering menjadi momok pada budidaya. Metodenya banyak sekali, ada yang menggunakan tong, ada yang menggunakan steamer beton, plat baja. Ada yang langsung dipanaskan, ada yang menggunakan boiler sebagai penghasil uap panasnya. Intinya cuma satu, bagaimana metoda yang digunakan tersebut dapat memanaskan media baglog hingga 114 derajat C dan mematikan semua bakteri yang ada. Sehingga baglog yang sudah steril tersebut dapat tumbuh miseliumnya setelah diinokulasi bibit jamur di dalamnya. Air yang digunakan dalam memanaskan baglog juga sebaiknya harus selalu baru dan bersih. Seharusnya setelah sterilisasi, jangka waktu untuk inokulasi tidak terlalu lama sehingga media baglog dalam keadaan steril.
f.       Faktor kesalahan dalam inokulasi
Dalam melakukan inokulasi bibit jamur tiram, kondisi baglog setelah melalui proses sterlilisasi harus memiliki suhu yang pas.. Suhu baglog yang masih terlalu panas dapat menyebabkan kegagalan, begitu juga sebaliknya, suhu yang sudah terlalu dingin juga dapat menimbulkan kegagalan. Suhu yang baik kira-kira di kisaran 35-38 derajat C (masih hangat sedikit, tapi tidak panas).
g.      Faktor bibit jamur yang kurang baik
Bibit jamur tiram putih sangat penting sekali dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam budidaya jamur tiram putih. Kualitas bibit ini sangat menentukan keberhasilan. Bibit yang sudah terlalu tua (apalagi sudah tumbuh jamurnya) kurang baik untuk digunakan. Bibit yang berumur masih muda memiliki kekuatan yang lebih baik.
h.      Komposisi bibit
Komposisi nutrisi pada bibit jamur tiram menentukan kualitas kekuatan miselium dalam perkembangan di baglog nantinya. Indikasi sederhananya dapat terlihat pada warna putih miselium di botol bibit. Jika putihnya berwarna sangat putih, ini mengindikasikan nutrisi nya baik, tapi jika warna putihnya hanya semu saja, ini mengindikasikan nutrisi yang digunakan kurang.
i.        Faktor kebersihan ruang inkubasi
Pada ruang inkubasi, faktor kebersihan, sirkulasi udara, kelembaban juga harus sangat diperhatikan. Bisa jadi semua faktor sudah terlewati dengan baik, dan perkembangan miselium juga baik, tetapi karena ruang inkubasi kurang bersih, perkembangan miselium justruk menjadi lambat dan malah terhenti sama sekali.

Hambatan- hambatan yang dihadapi selama Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu:
a.       Sulitnya mendapatkan serbuk gergaji yang mengharuskan memakai tranportasi, Viar untuk mengankutnya dari tempat pabrik kayu.
b.      Harus mencari perlengkapan yang dibutukan di tokoh- tokoh memakan waktu lama seperti mencari spiritus, kapas, alcohol, plastic baglog dan lain-lainn.
c.       Alhamdulillah pada praktek kerja lapangan (PKL) ini tidak terlalu mendapatkan hambatan karna tempat praktek adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku yang merupakan instansi pemerinatahan yang dinaungi langsung oleh kementrian pertanian indonesia. Di kumbung budidaya jamur tiram sendiri alhamdulillahh perlengkapan cukup lengkap Hanya ada beberapa yang perlu disiapkan.




















BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAT
A.    Kesimpulan
1.      Alhamdulillah setelah melakukan Prakter Kerja Lapang (PKL) bertempat di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku  mampu membangun kreatifitas,inovasi dan profesionalitas dalam hal Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus).
2.      Setelah berhadapan dengan fakta melihat langsung dan mempraktekannya mahasiswa mampu memahami langkah- langkah Budidaya jamur tiram mulai dari pencampuran media tanam,sterilisai, inokulasi sampai inkubasi.
3.      Dalam praktek ini walaupun 2 Minggu mampu memberikan inovasi dan profesionalis sehingga keberhasilan dari praktikum lumayan memuaskan dari 118 baglog yang dibuat semuanya berhasil tanpa ada kontaminasi.
B.     Saran
Saya berharap praktek budidaya jamur tiram ini bisa di kembangka terus terutam di Fakultas pertanian jurusan agroteknologi universitas muslim Indonesia Makassar. Karna di makassar masih minim pengetahuan tentang budi daya jamur tiram. Hanya ada beberapa yang membudidayakannya itupun mereka kewalahan menyiapkan pesanan seperti yang terjadi di gowa setiap pagi stok selalu habis padahal patokan harganya Rp.25.000/kg ini lumayann mahal dibandingkan di daerah jawa yang hanya Rp. 7.000- 10.000/kg ini artinya jamur tiram sangat diminati oleh masyarakat makassar.










DAFTAR PUSTAKA

Pringkuning. 2007. “Cara Praktis Budidaya Jamur Tiram”. http://pringkuning.multiply.com/journal/item/2. Diakses tanggal 8 Agustus 2014.

Prawirahardja. 2010. “Cara Budidaya Jamur Tiram”. tabloidgallery.wordpress.com. Diakses tanggal 8 Oktober  2014.

Nurfitriana, Alfia. 2010. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat-B ( PTPSP-B ) Pemanfaatan Serbuk Gergaji Sebagai Media Tanam Jamur Tiram. Lampung: Universitas Lampung Diakses tanggal 25 Oktober  2014.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press. Diakses tanggal 18 Oktober  2014

Kistinnah, Idun. 2010. Biologi : Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta : Erlangga Diakses tanggal 19 Oktober  2014.

www.bbpp-batangkaluku.pertanian.go.id email : infobbpp@pertanian.go.id Diakses tanggal 3 November  2014

















LAMPIRAN

Log Book (PKL)
HARI/TANGGAL
JAM
KEGIATAN
TEMPAT
Kamis 17 Juli 2014
- 8.00- 11.00 Wita

Menerima materi/teori Hidroponik
Green House
Hidroponik BBPP
Batang kaluku
- 14.00-16.00 Wita

Jum’at 18 Juli 2014
- 8.00- 10.30 Wita

Mengisi bak dengan air
Green House
Hidroponik BBPP
Batang kaluku
- 14.00- 15  Wita
Mencampur Larutan A Makro dan B Mikro
Sabtu 19 Juli 2014
- 8.00- 11.00 Wita
Menerima materi/teori
Pupuk organik
Rumah/kumbung bahan hijau Organik
BBPP
Batang kaluku
- 14.00- 15  Wita
Mencacah Bahan hijauh/Organik
Senin 21 Juli 2014
- 8.00- 11.00 Wita
Persiapan bahan (kotoran ternak,sekam bakar dan bahan organik)
Rumah/kumbung bahan hijau Orgaik
BBPP
Batang kaluku
- 14.00- 16.00 Wita
Praktek pembuatan Pupuk Organik
Selasa 22 Juli 2014
- 8.00- 11.00 Wita
Pengeringan Pupuk Organik Yang Memang sudah jadi
Rumah/kumbung Pengeringan dan Pengayakan Pupuk Orgaik
BBPP
Batang kaluku

- 14.00- 16.00 Wita
Pengayakan dan Pengemasan Pupuk Organik
Rabu 23 Juli 2014
- 8.00- 11.00 Wita
Penyiapan Bahan Media tanam
Kumbung tempat pembuatan media tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
- 13.30 Wita

Perendaman Serbuk gergaji selama 24 jam
Kamis 24 Juli 2014
- 9.30- 11.00 Wita
Serbuk Gergaji di tiriskan dan pencampuran bahan media tanam (serbuk gergaji,dedak, kapur dolomit dan gipsum)
Kumbung tempat pembuatan media tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
- 13.00 Wita
Pengomposan
Selama 24 jam
Jum’at 25 Juli 2014
- 9.25- 10.54 Wita
Penbuatan Baglog
Kumbung tempat pembuatan media tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
- 13.00- 17.30 Wita
Sterilisasi Baglog
Sabtu 26 Juli 2014
- 9.00- 10.00 Wita
Proses Inokulasi dan Ingkubasi
Kumbung/Ruangan Inokulasi Dan Ingkubasi Jamur Tiram
Senin 28 Juli 2014
- 9.00- 11.00 Wita
Persiapab Bahan Tanam(bibit)
Tokoh Pertanian Veteran Selatan
15.20- 16.00 Wita
Penanaman Tanaman Kangkung Darat
Lahan Pertanian Orgaik BBPP Batang kaluku
Selasa 29 Juli 2014
- 8.30- 11.00 Wita
Penggenangan Lahan sampai titik jenuh
Lahan Pertanian Orgaik BBPP Batang kaluku
Rabu 30 Juli 2014
- 8.30- 11.00 Wita
Pengamatan
Lahan Pertanian Orgaik BBPP Batang kaluku