BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di bangku
kuliah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan
sebuah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa Universitas Muslim
Indonesia yang mana didalamnya tercakup tridarma perguruan tinggi yaitu Pendidikan,
pengembangan dan pengabdian pada masyarakat.
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa
diharapkan tidak hanya mampu nengaplikasikan segala ilmu dan teori- teori yang
telah didapatkan di bangku kuliah, tetapi harus mampu menimba pengetahuan baru
dan bekerja sama ditempat praktek kerja lapangan, baik dalam instansi swasta
maupun pemerintahan.
Praktek kerja lapang (PKL) dipandang perlu, karena
melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek kerja
lapang (PKL) akan menambahkan kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai
antara teori dangan kenyataan yang terjadi dilapangan dan pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam nnengamati permasalahn dan
persoalan, baik dalam aplikasi teori maupun kenyataan sebenarnya.
Jurusan
agroteknologi atau budidaya merupakan salah satu jurusan di fakultas pertanian
UMI Makassar yang bergerak dibidang budidaya dengan menerapkan teknik bioteknologi
sehingga mapu melahirkan sarjana pertanian yang memiliki inovasi- inovasi baru
dalam pengembangan pertanian.
Pada pelaksanaan praktek kerja lapang ini berfokus
pada budidaya jamur tiram karna di anggap sebagai peluang usaha yang sagat
bagus. Melihat dari peluang pasar yang terbuka lebar untuk memasarkan jamur
tiram. Kandungan gizi yang bermanfaat bagi manusia akan menambah daya tarik konsumen
untuk membeli jamur ini.
Pada jaman sekarang tidak sedikit sarjana menjadi
pengangguran. Mereka pulang dikampungnya masing-masing hanya bermodalkan ijasah
saja tidak memiliki keterampilan apa-apa. Dengan adanya keterampilan dalam
budidaya jamur tiram ini, diharapkan mampu membuka usaha sekaligus membuka
lapangan kerja.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu
instansi yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku. Selain sebagai
salah satu syarat tugas akhir. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai
kegiatan mahasiswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya.
Fakultas
pertanian sebagai salah satu fakultas yang selalu mengedepankan keterampilan
untuk mahasiawa, pihak jurusan selalu mengadakan praktek kerja lapang (PKL)
untuk mahasiswa. Pada saat mahasiswa memasuki semester tujuh dan delapan yang
lahan lapangan salah satunya adalah Balai Besar Pertanian Batang Kaluku ini.
1.
Tujuan Praktek Kerja Lapang
a.
Untuk melengkapi sumber belajar
atau pengetahuan mahasiswa khususnya di bidang budidaya jamur tiram.
b.
Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
didapatkan di bangku kuliah.
c.
Dengan praktek kerja lapangan
dapat melatih diri untuk menghadapi dunia kerja.
d.
Dapat memasukan materi kuliah
sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
e.
Dapat memperkenalkan fakultas
jurusan ke tempat pelaksanaan ptaktek kerja lapang.
2.
Manfaat Praktek Kerja Lapang
Praktek kerja lapangan ini bermanfaat untuk dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam bidang budidaya jamur
tiram. Maka dilakukan praktek kerja lapangan (PKL). adapu manfaat pelaksanaan
praktek kerja lapangan ini yaitu:
a.
Dapat memperoleh gambaran dunia
kerja yang nantinya berguna bagi mahasiswa yang bersangkutan apabila telah
sarjana dan berada di tengah- tengah masyarakat sehingga dapat menyesuaikan
diri.
b.
Dapat mengaplikasikan ilmu dan
keterampilan yang telah di peroleh di bangku kuliah dan sekaligus menanbah
wawasan dan pengalaman.
c.
Dapat mengetahui perbandingan
antara teori ilmu yang di peroleh selama perkuliahan dengan praktek di lapangan
khususnya didalam bidang budidaya jamur tiram.
d.
Dapat meningkatkan kedisiplinan
dan tanggung jawab dalam bekerja.
e.
Dapat meningkatkan kerja sama
antar lembaga pemerintahan yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batang Kaluku
dengan fakultas pertanian jurusan Agroteknologi Universitas Muslin Indonesia.
f.
Dapat mempromosikan Keberadaan
akademik ditengah- tengah dunia kerja sehingga mampu mengantisipasi kebutuhan
dunia kerja akan tenaga kerja yang profesional dan kompeten di bidang masing-
masing.
BAB II
PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Tempat
dan Waktu
- Tempat
Praktek
kerja lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Batang Kaluku.
- Waktu
Praktek
kerja lapang (PKL) dilaksanakan mulai hari Kamis 17 Juli sampai Rabu 30 Juli
2014 dan fokus di bidang budidaya jamur tiram dari hari Rabu tanggal 23 Juli sampai hari sabtu tanggal 26 Juli 2014.
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Hasil
|
1
|
Perendaman
serbuk gergaji
|
Rabu 23 juli, jam 13.30- Kamis 24
juli 2014, Jam 9.30 Wita.
|
Hasil dari perendaman serbuk
gergaji menghilangkan oli dari mesin pabrik kayu
|
2
|
Pengomposan
|
Hari Kamis 24 juli, jam 13.00 –
Jumat 25 juli 2014, jam 9.25 Wita
|
Hasil dari pengomposan membuat
campuran media tanam menjadi sangat homogen
|
3
|
Pembuatan
Baglok
|
Jumat 25 Juli 2014, jam 9.26 -10.54 Wita.
|
Pembuatan baglog menghasilkan 118
mediatanam
|
4
|
Sterilisasi
|
Sabtu 26 juli 2014 jam 9.00 Wita
|
Membuat mediatanam steril dari
jamur- jamur yang tidak di inginkan
|
5
|
Inokulasi
|
Sabtu 26 juli 2014 jam 9.00 Wita
|
Memasukan bibit jamur kedalam
baglog/media tanam
|
6
|
Inkubasi
|
Sabtu
26 Juli 2014, jam 10.00 Wita.
|
Membuat hifa jamur tiram yang di
inokulasi, menjalar dengan baik
|
B.
Alat dan Bahan
- Alat
a. Alat
yang digunakan untuk sterilisasi diantaranya adalah oven/drum steam, kompor gas,
thermome.
Gambar 1 . (a) Oven/ drum steam, (b) Kompor
gas, (c) Thermometer, (d) Selang air.
3. Alat
yang digunakan untuk fermentasi adalah sekop, plastik terpal, ember, timbangan,
dan pengayak.
Gambar 2. (a) Sekop, (b) Plastik terpal, (c) Ember, (d) Timbangan dan
(e) Pengayak.
4. Alat
yang digunakan dalam pembuatan baglog adalah plastik baglog (polipropilen), cincin baglog diameter 11x2 cm, karet gelang, kapas, dan kertas
koran.
Gambar 3. (a) Plastik Beglog (polipropilen), (b) Cincin Baglog diameter 11x2 cm, (c) Karet gelang, (d) Kapas dan (e) Kertas Koran.
5. Alat
yang digunakan dalam inokulasi adalah jarum inokulasi, bonsen.
(a) (b)
Gambar 4. (a) Jarum inokulasi dan (b) lampu bunsen
6. Alat
yang digunakan dalam perawatan jamur adalah penyemprot uap air.
2. Bahan
a. Bahan
utama yang digunakan adalah Bibit F2 Jamur Tiram , alkohol, spiritus.
(a) (b) (c)
Gambar 5. (a) Bibit F2 Jamur Tiram, (b) Alkohol dan (c) Spiritus
b. Bahan
yang digunakan untuk media antara lain serbuk gergaji, bekatul/dedak, kapur
dolomit, gipsun, dan air.
Gambar 6. (a) Serbuk Gergaji, (b)
Bekatul/Dedak, (c) Kapur Dolomit, (d) Gipsun
C.
Cara Kerja
- Tahap pencampuran bahan
a. Merendam serbuk gargaji selama 24 jam.
b. Meletakkan
bahan pada tempat yang datar dan kering.
c. Mencampur
komposisi bahan dengan perbandingan :
·
Serbuk gergaji : 100 kg
·
Bekatul/dedak : 15 kg
·
Kapur dolomit/ kalsit :2 kg
·
Plus : 1 kg
·
Kadar air 80-90 %
c. Mencampur komposisi bahan tersebut hingga homogen dan tidak
menggumpal.
d. Mengecek
kelembaban adukan bahan, apabila sudah lembab dihentikan.
e. Menutup
adonan bahan dengan plastik terpal dan fermentasi selama 1 hari.
2.
Tahap pembuatan baglog
a. Menyiapkan
alat dan bahan
b. Memasukkan
komposisi bahan ke dalam plastik baglog.
c. Memadatkan
bahan yang dimasukkan dalam plastik hingga tidak ada ruang kosong menggunakn mesin
pemadat bisa juga ditumbuk menggunakan botol kaca.
d. Memasang cincin baglog pada ujung plastik.
e. Membuat
lubang pada tengah-tengah cincin dengan
menggunakan kayu sedalan 3-4 cm.
f. Mengikat
ujung plastik pada cincin jamur dengan karet gelang.
g. Menyumbat
cincin jamur dengan kapas.
h. Menutup
cincin jamur yang sudah disumbat dengan kapas menggunakan kertas koran dan
mengikatnya dengan karet gelang.
- Tahap sterilisasi baglog
a. Memasukkan
baglog pada oven/drum steam
b. Menyalakan
kompor
c. Mensterilisasi
baglog pada suhu 1140C konstan selama 7-8 jam.
d. Mendinginkan
baglog pada tempat yang steril
- Tahapan inokulasi bibit jamur
ke dalam baglog dan ingkubasi pengamatan miselium
a. Mensterilkan
telapak tangan dengan menggunakan alcohol 70%.
b. Membuka
plastik/ kertas yang menutup cincin jamur pada baglog.
c. Membuka
sumbatan kapas pada cincin jamur.
d. Menginokulasikan
bibit jamur tiram kurang lebih 4-5 butir bibit jamur ke dalam baglog
menggunakan tongkat inokulasi.
e. Menutup
kembali cincin baglog dengan kapas.
f. Mengingkubasikan
baglog ke dalam ruang pembibitan
g. Mengamati
pertumbuhan miselium jamur dalam baglog.
BAB III
KEADAAN UMUM BALAI
BESAR PELATIHAN PERTANIAN BATANG KALUKU
A. Sejarah Singkat Berdirinya BBPP Batang Kaluku
Menjadi lembaga pelatihan terpercaya untuk menghasilkan SDM
profesional merupakan impian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang kaluku.
Impian tersebut secara historis telah terpatri seiring dikukukan sebagai
lembaga pelatihan sejak tahun 1974 oleh Presiden RI dengan nama Pusat Latihan
Pegawai Pertanian (PLPP).
Meretas jalan menuju impian dari sejak
kehadiran lembaga pelatihan ini bukanlah hal yang mudah. Jalan panjang
dan berliku telah dilalui, tantangan datang silih berganti termasuk seringnya
terjadi perubahan dan penyesuaian organisasi karena tuntutan perkembangan
pembangunan pertanian. Disadari bahwa pertanian yang
kredibel akan sangat ditentukan oleh adanya SDM pengelola diklat profesional
yang meliputi tenaga fungsional, struktural, teknis dan administrasi serta
dukungan sumber daya lainnya seperti sarana prasarana yang memadai. Oleh karena
itu, kami bertekad dan tanpa merasa lelah akan secara terus menerus melakukan
penyesuaian diri.
BBPP Batang kaluku yang lahir sebagai
hasil reposisi dari Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian (BBDMP) telah
dikukuhkan dengan peraturan Menteri Pertanian No. 20/Permentan/OT.140/II/2007,
tanggal 19 Februari 2007. Salah satu misi utama lembaga pelatihan ini adalah
menyiapkan SDM terdidik yang profesional, kreatif, inovatif baik bagi aparatur
maupun bagi non aparatur melalui kegiatan pelatihan teknis keahlian dan keterampilan
berbasis kompetensi (Competence BaseTraining).
Keberadan BBPP Batang kaluku, selaku
Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan SDM Pertanian dengan mandat kerja
bersifat nasional berciri khas mekanisasi pertanian, pengelolaan lahan dan air,
memberi warna tersendiri diantara BBPP yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,
ke depan BBPP Batangkaluku akan berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dan pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, dan penyelenggaraan, memperkuat
jejaring kerja sama diklat, serta meningkatkan kualitas dan pengelolaan sarana
dan prasarana pelatihan guna meraih impian yang menjadi dambaan BBPP Batang kaluku.
Total keseluruhan areal BBPP Batang kaluku Kab. Gowa berkisar 11.5 ha. Adapun lahan yang di gunakan dalam
penanaman seperti:
1.
1 ¼ lahan basa.
2.
1,5 lahan kering.
3. 1,5 lahan
perkebunan.
B.
Visi
dan Misi
1.
Visi BBPP
Menjadi
Lembaga Pelatihan Terpercaya dan Berdaya Saing untuk Menghasilkan SDM Pertanian
yang Kreatif, Inovatif dan Profesional.
2.
Misi BBPP
:
a.
Meningkatkan
kualitas rencana program, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan
b.
Meningkatkan
kualitas pelayanan kerjasama, jejaring kerja dan system informasi pelatihan
pertanian
c.
Meningkatkan
pendayagunaan dan pengembangan fasilitas pelatihan pertanian
d.
Meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme ketenagaan pelatihan
e.
Meningkatkan
kualitas pelaksanaan system dan prosedur penyelenggaraan pelatihan serta
pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional, mekanisme dan kewirausahaan
f.
Mengembangkan
pola/model pelatihan teknis, kewirausahaan pertanian dan kualitas pelayanan
konsultasi agribisnis
g.
Meningkatkan
kualitas pengelolaan administrasi, manajemen dan kelembagaan BBPP.
C. Struktur Organisasi
1.
Kepala BBPP
2.
Sub bagian tata usaha
3. Jabatan Fungsional.
Gambar 7. Struktur oraganisasi Balai BesarPelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Kab. Gowa.
D. Fasilitas kerja
Kantor adalah tempat
pelaksanaan kegiatan atau tugas
sehari-hari BBPP Batangkaluku
|
|
Aula
Dua Aula full AC yang
dilengkapi sound sistem dengan kapasitas masing-masing 150 dan 100 orang
|
|
|
Ruang Kelas
Enam ruang kelas ber-AC
berkapasitas antara 35-40 orang dilengkapi audio visual
|
|
|
Asrama
Empat unit asrama terdiri dari
: 2 Asrama ber AC dan 2 Asrama menggunakan fan/kipas angin berkapasitas 150
orang
|
|
|
Wisma
Tiga unit wisma full AC dengan
11 kamar untuk menampung tamu, narasumber dan pelatih
|
|
|
Ruang Makan
Untuk kenyamanan pengguna
tersedia 1 unit ruang makan dengan kapasitas 110 orang
|
|
|
Perpustakaan
Memiliki koleksi 2000 ljudul
buku komoditas pertanian, mekanisasi, pasca panen dan pengolahan hasil, community
development, administrasi dan pengetahuan umum lainnya
|
|
|
Laboratorium
Tersedia laboratorium untuk
praktek aneka macam mesin pasca panen dan bengkel produksi
|
|
|
Rumah Kaca dan
Pengolahan Limbah Pertanian
Dua unit rumah kaca dan
percobaan/kajiwidya komoditas komersial tertentu. Dua unit bangunan
pengolahan limbah pertanian
|
|
|
Fasilitas Lain
BBPP Batangkaluku memiliki
website dan fasilitas internet yang bisa diakses 24 jam baik di Aula, kelas,
wisma maupun di asrama.
|
E.
Kegiatan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Kab. Gowa
Sebagai UPT Pusat yang berada di
daerah wilayah kerja BBPP Batangkaluku mempunyai wilayah kerja Nasional dan
Regional Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku mempunyai mandat nasional
untuk menyelenggarakan tiga jenis pelatihan yang telah terakreditasi secara
nasional yaitu :
1.
Penanganan Alat Mekanisasi Pertanian
2.
Pasca Panen dan Pengolahan Tanaman Jagung
3.
Pelatihan Tata Guna Air
Pada tingkat regional, BBPP
Batangkaluku membawahi mandat untuk menyelenggarakan pelatihan teknis dan
fungsional di 10 provinsi kawasan Indonesia timur (Sulsel, Sulbar, Sulteng,
Sultra, Sulut, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat).
Pelatihan teknis dan fungsional yang dimaksud diatas adalah
:
1.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Tanaman Pangan
2.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Hortikultura
3.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Tanaman
Perkebunan (Tahunan dan Semusim)
4.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Pengolahan Hasil
Pertanian
5.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Ketahanan Pangan
6.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Kewirausahaan
Agribisnis
7.
Pelatihan Teknis dan Fungsional di Bidang Pengelolaan
Limbah Hasil Pertanian.
F. Sumber Daya Manusia
Balai Besar Pelatihan Pertanian
Batangkaluku memiliki 89 pegawai, yang terdiri dari kepala balai, kepala
bidang, kepala bagian umum, kepala seksi, kepala sub bagian, widyaiswara,
fungional khusus dan fungsional umum, dengan rincian sebagai berikut:
No
|
Pendidikan Terakhir
|
Jumlah Pegawai
|
1
|
S3
|
1 Orang
|
2
|
S2
|
20 Orang
|
3
|
S1
|
24 Orang
|
4
|
D4
|
1 Orang
|
5
|
D3
|
6 Orang
|
6
|
SLTP
|
5 Orang
|
7
|
SLTA
|
24 Orang
|
8
|
MEKANISASI
PERTANIAN
|
1 Orang
|
9
|
SD
|
7 Orang
|
Total Pegawai
|
89 Orang
|
G. Lay Out
Gambar 2. Lay out BBPP Batang Kaluku KAB. Gowa
Gambar
8. Lay
out BBPP Batang Kaluku KAB. Gowa
H. Kedudukan
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Batang Kaluku Kab. Gowa adalah lembaga pemerintahan yang di naungi langsung
kementrian pertanian yang bergerak di bidang pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia dibidang Pertanian agar terlahirlah sumber daya manusia yang Kreatif,
Inovatif dan Profesional.
I. Tugas
pokok
Melaksanakan pelatihan
fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan
tehnik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan
non aparatur pertanian.
J. Fungsi
1.
Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan
kerjasama.
2.
Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan.
3.
Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang pertanian.
4.
Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi
aparatur.
5.
Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang mekanisasi pertanian bagi
aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri.
6.
Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi
aparatur dan non aparatur.
7.
Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian.
8.
Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan
fungsional dan teknis di bidang pertanian.
9.
Pelaksanaan pengembangan
model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian.
10. Pelaksanaan pengembangan
kelembagaan pelatihan pertanian swadaya.
11. Pelaksanaan pemberian
konsultasi di bidang pertanian.
12. Pelaksanaan bimbingan lanjutan
pelatihan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur.
13. Pelaksanaan pemberian pelayanan
penyelenggaraan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan
profesi, pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di
bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
14. Pengelolaan unit inkubator
usaha tani.
15. Pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi pelatihan di bidang pertanian.
16. Pelaksanaan pengelolaan data
dan informasi pelatihan serta pelaporan.
17. Pelaksanaan pengelolaan sarana
teknis
18. Pengelolaan urusan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan instalasi BBPP Batangkaluku.
K. Jumlah
Kegiatan
Sasaran Strategis
|
Indikator Kinerja
|
Target
|
|||
1
|
Tertatanya kelembagaan Pelatihan Pertanian
|
1
|
Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
|
1
|
Unit
|
2
|
Terfasilitasinya administrasi kegiatan di BDP Kalasey
|
1
|
Unit
|
||
3
|
Terfasilitasinya administrasi kegiatan di BPSDM Pertanian
Kendari
|
1
|
Unit
|
||
2
|
Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk
meningkatkan kompetensi
|
1
|
Jumlah widyaiswara yang difasilitasi dan dikembangkan
kompetensinya
|
14
|
Orang
|
2
|
Jumlah pejabat dan tenaga kediklatan UPT yang difasilitasi
dan dikembangkan kompetensinya
|
23
|
Orang
|
||
3
|
Jumlah instruktur P4S yang difasilitasi dan dikembangkan
kompetensinya
|
30
|
Orang
|
||
4
|
Terfasilitasinya penyelenggaraan pembinaan anti korupsi
|
30
|
Orang
|
||
5
|
Jumlah widyaiswara di BDP Kalasey yang difasilitasi dan
dikembangkan kompetensinya
|
31
|
Orang
|
||
6
|
Jumlah widyaiswara di BPSDM Pertanian Kendari yang
difasilitasi dan dikembangkan kompetensinya
|
31
|
Orang
|
||
3
|
Terfasilitasinya aparatur dan non aparatur dalam mengikuti
pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi kerja.
|
1
|
Jumlah aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan teknis
pertanian
|
1.050
|
Orang
|
2
|
Jumlah non aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan
teknis pertanian
|
310
|
Orang
|
||
3
|
Jumlah non aparatur pertanian yang mengikuti pelatihan
manajemen dan kewirausahaan pertanian
|
150
|
Orang
|
||
4
|
Tersusunnya dokumen Norma Standar Pedoman dan Kebijakan
(NSPK)
|
1
|
Jumlah dokumen program dan kerjasama pelatihan pertanian
yang dihasilkan
|
3
|
Dokumen
|
2
|
Jumlah dokumen penyelenggaraan pelatihan pertanian yang
dihasilkan
|
6
|
Dokumen
|
||
3
|
Jumlah dokumen ketenagaan pelatihan pertanian yang
dihasilkan
|
1
|
Dokumen
|
||
4
|
Jumlah dokumen kelembagaan pelatihan pertanian yang
dihasilkan
|
1
|
Dokumen
|
||
5
|
Jumlah dokumen evaluasi pelatihan pertanian yang
dihasilkan
|
7
|
Dokumen
|
||
5
|
Terlaksananya Pelayanan Perkantoran
|
1
|
Jumlah bulan layanan perkantoran
|
12
|
Bulan
|
3
|
Tersedianya peralatan dan fasilitasi perkantoran
|
10
|
Unit
|
||
5
|
Terehabnya gedung asrama
|
52
|
M2
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Praktikum budidaya jamur tiram ini dilaksanakan di Balai
Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku dan dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 23 juli sampai hari sabtu tanggal 26 juli 2014. Hasil dari
praktikum ini mahasiswa bisa mengetahui cara budidaya jamur tiram mulai dari
perbandingan takaran media tanam sampai proses inokulasi dan ingkubasi.
Alhamdulillah dalam praktikum ini semua media tanam yang kami buat sebanyak 118
baglok tidak menemui kegagalan atau terkontaminasi.
Gambar 9. Memasukan media dalam
plastic,memadatkan media, sterilisasi media dan inokulasi.
B.
Pembahasan
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang
cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain jenis jamur lainnya
seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur
tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein,
lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan
jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) adalah jamur
pangan
dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah
berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Di alam
bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan
daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang
pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena
jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin
membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus
memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan
substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang
perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan
persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber
bibit.Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan
berkembang baik pada suhu 26-30 °C.
Pada
praktikum yang telah kami lakukan, proses budidaya jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) dapat dituliskan dalam bagan di bawah ini:
Persiapan tempat dan pemilihan bahan untuk media tanam
a. Pencampuran
bahan
b. pembuatan
log/baglog
c. fermentasi
d. sterilisasi
e. inokulasi
f. inkubasi/penumbuhan
miselium
Dalam proses pembudidayaan, syarat tumbuh jamur tiram yang
baik antara lain:
1. Kandungan
Air: dalam substrat berkisar antara 60-65%. Apabila kondisi kering maka
pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya
apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati.
Penyempurnaan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.
2. Suhu:
inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 60-70%.
Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22º C.
3. Kelembaban:
udara selama masa pertumbuhan miselium 60-70%. Kelembaban udara Pada
pertumbuhan badan buah 80-90%.
4. Cahaya:
Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Cahaya
tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat dalam
perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Intentisitas cahaya yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%). Sedangkan pada pertumbuhan
miselium tidak diperlukan cahaya.
5. Aerasi:
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu
Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2). Oksigen merupakan
unsure penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksidasi menjadi
karbondioksida. Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) yang terlalu
banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Didalam
kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
6. Tingkat
Keasaman (pH) Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan
petkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur
yang lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. pH optimum
pada media tanam berkisar 6-7.
Praktikum ini dilakukan dengan cara membuat 118 buah baglog
untuk menumbuhkan jamur tiram dari 118 baglog yang dibuat, Alhamdulillah
semuanya berhasil tidak ada yang terkontaminasi.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada proses
budidaya jamur tiram agar tidak menemui kegagalan atau terkontaminasi yaitu:
a. Faktor
dari serbuk kayu yang digunakan
Media kayu adalah media utama dalam
penumbuhan jamur ini. Jadi sangat penting untuk memperhatikan jenis serbuk kayu
yang digunakan. Hendaknya jenis kayu yang digunakan homogen atau tidak
bercampur. Ini berpengaruh dalam lamanya waktu pengomposan dan juga tentunya
perkembangan miselium. Paling bagus menggunakan jenis kayu sengon. Seringkali
kegagalan timbul karena pencampuran ini tidak terkontrol, apalagi tercampur
dengan jenis kayu yang bergetah seperti kayu pinus, damar, cemara, dan
sebagainya.
b. Faktor
PH
Dalam pencampuran media baglog,
tingkat PH dari serbuk gergaji harus diperhatikan yaitu di kisaran 7. PH yang
terlalu basa (8 hingga 9) dapat menyebabkan kegagalan. Karena faktor PH ini,
dalam budidaya diperlukan pengomposan. Metoda pengomposan bertujuan menurunkan
PH serbuk gergajian.
c. Faktor
Air
Dalam menambahkan air, seringkali
kita tidak memeriksa air yang digunakan. Ada yang menggunakan air sumur, air
PDAM, atau air kali biasa. Kandungan kimia pada air tersebut terkadang tidak
diketahui, jika terdapat kandungan yang mungkin saja bisa menggagalkan dalam
proses budidaya, hal ini tentunya tidak kita inginkan. Cara sederhana untuk
mengatasinya adalah, air yang akan kita gunakan hendaknya diendapkan dahulu,
bisa juga dengan mencampurkan arang untuk menetralisir dan memurnikan air.
d. Faktor
campuran yang kurang baik
Kadar dari campuran memang
bermacam-macam dari masing-masing pebudidaya, tetapi rata-rata menggunakan
nutrisi sekitar 10%-15%, ada yang maksimal hingga 20% dari berat gergajian.
Nutrisi yang kami maksud di sini adalah perbandingan bekatul atau jagung.
Pastikan bahan yang digunakan dalam campuran masih dalam kondisi segar dan
baru, tentunya kualitasnya juga harus baik.
e. Faktor
sterilisasi
Faktor ini yang sering menjadi momok
pada budidaya. Metodenya banyak sekali, ada yang menggunakan tong, ada yang
menggunakan steamer beton, plat baja. Ada yang langsung dipanaskan, ada yang
menggunakan boiler sebagai penghasil uap panasnya. Intinya cuma satu, bagaimana
metoda yang digunakan tersebut dapat memanaskan media baglog hingga 114 derajat
C dan mematikan semua bakteri yang ada. Sehingga baglog yang sudah steril
tersebut dapat tumbuh miseliumnya setelah diinokulasi bibit jamur di dalamnya.
Air yang digunakan dalam memanaskan baglog juga sebaiknya harus selalu baru dan
bersih. Seharusnya setelah sterilisasi, jangka waktu untuk inokulasi tidak
terlalu lama sehingga media baglog dalam keadaan steril.
f. Faktor
kesalahan dalam inokulasi
Dalam melakukan inokulasi bibit
jamur tiram, kondisi baglog setelah melalui proses sterlilisasi harus memiliki
suhu yang pas.. Suhu baglog yang masih terlalu panas dapat menyebabkan
kegagalan, begitu juga sebaliknya, suhu yang sudah terlalu dingin juga dapat
menimbulkan kegagalan. Suhu yang baik kira-kira di kisaran 35-38 derajat C
(masih hangat sedikit, tapi tidak panas).
g. Faktor
bibit jamur yang kurang baik
Bibit jamur tiram putih sangat
penting sekali dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam budidaya jamur tiram
putih. Kualitas bibit ini sangat menentukan keberhasilan. Bibit yang sudah
terlalu tua (apalagi sudah tumbuh jamurnya) kurang baik untuk digunakan. Bibit
yang berumur masih muda memiliki kekuatan yang lebih baik.
h. Komposisi
bibit
Komposisi nutrisi pada bibit jamur
tiram menentukan kualitas kekuatan miselium dalam perkembangan di baglog
nantinya. Indikasi sederhananya dapat terlihat pada warna putih miselium di
botol bibit. Jika putihnya berwarna sangat putih, ini mengindikasikan nutrisi
nya baik, tapi jika warna putihnya hanya semu saja, ini mengindikasikan nutrisi
yang digunakan kurang.
i.
Faktor kebersihan ruang inkubasi
Pada ruang inkubasi, faktor
kebersihan, sirkulasi udara, kelembaban juga harus sangat diperhatikan. Bisa
jadi semua faktor sudah terlewati dengan baik, dan perkembangan miselium juga
baik, tetapi karena ruang inkubasi kurang bersih, perkembangan miselium justruk
menjadi lambat dan malah terhenti sama sekali.
Hambatan- hambatan yang dihadapi selama Praktek Kerja Lapang
(PKL) yaitu:
a. Sulitnya
mendapatkan serbuk gergaji yang mengharuskan memakai tranportasi, Viar untuk
mengankutnya dari tempat pabrik kayu.
b. Harus
mencari perlengkapan yang dibutukan di tokoh- tokoh memakan waktu lama seperti
mencari spiritus, kapas, alcohol, plastic baglog dan lain-lainn.
c. Alhamdulillah
pada praktek kerja lapangan (PKL) ini tidak terlalu mendapatkan hambatan karna
tempat praktek adalah Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batang Kaluku yang
merupakan instansi pemerinatahan yang dinaungi langsung oleh kementrian
pertanian indonesia. Di kumbung budidaya jamur tiram sendiri alhamdulillahh
perlengkapan cukup lengkap Hanya ada beberapa yang perlu disiapkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAT
A.
Kesimpulan
1. Alhamdulillah
setelah melakukan Prakter Kerja Lapang (PKL) bertempat di Balai Besar Pelatihan
Pertanian Batang Kaluku mampu membangun
kreatifitas,inovasi dan profesionalitas dalam hal Budidaya Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus).
2. Setelah
berhadapan dengan fakta melihat langsung dan mempraktekannya mahasiswa mampu
memahami langkah- langkah Budidaya jamur tiram mulai dari pencampuran media
tanam,sterilisai, inokulasi sampai inkubasi.
3. Dalam
praktek ini walaupun 2 Minggu mampu memberikan inovasi dan profesionalis
sehingga keberhasilan dari praktikum lumayan memuaskan dari 118 baglog yang
dibuat semuanya berhasil tanpa ada kontaminasi.
B.
Saran
Saya berharap praktek budidaya jamur tiram ini bisa di
kembangka terus terutam di Fakultas pertanian jurusan agroteknologi universitas
muslim Indonesia Makassar. Karna di makassar masih minim pengetahuan tentang
budi daya jamur tiram. Hanya ada beberapa yang membudidayakannya itupun mereka
kewalahan menyiapkan pesanan seperti yang terjadi di gowa setiap pagi stok
selalu habis padahal patokan harganya Rp.25.000/kg ini lumayann mahal dibandingkan
di daerah jawa yang hanya Rp. 7.000- 10.000/kg ini artinya jamur tiram sangat
diminati oleh masyarakat makassar.
DAFTAR PUSTAKA
Pringkuning.
2007. “Cara Praktis Budidaya Jamur Tiram”. http://pringkuning.multiply.com/journal/item/2. Diakses tanggal 8 Agustus 2014.
Prawirahardja.
2010. “Cara Budidaya Jamur Tiram”. tabloidgallery.wordpress.com. Diakses
tanggal 8 Oktober 2014.
Nurfitriana,
Alfia. 2010. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat-B ( PTPSP-B )
Pemanfaatan Serbuk Gergaji Sebagai Media Tanam Jamur Tiram. Lampung:
Universitas Lampung Diakses tanggal 25 Oktober
2014.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 2001. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press. Diakses
tanggal 18 Oktober 2014
Kistinnah, Idun. 2010. Biologi : Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Jakarta : Erlangga Diakses
tanggal 19 Oktober 2014.
www.bbpp-batangkaluku.pertanian.go.id email : infobbpp@pertanian.go.id
Diakses tanggal 3 November 2014
LAMPIRAN
Log Book (PKL)
HARI/TANGGAL
|
JAM
|
KEGIATAN
|
TEMPAT
|
Kamis 17 Juli 2014
|
- 8.00- 11.00 Wita
|
Menerima materi/teori
Hidroponik
|
Green House
Hidroponik BBPP
Batang kaluku
|
- 14.00-16.00 Wita
|
|||
Jum’at 18 Juli 2014
|
- 8.00- 10.30 Wita
|
Mengisi bak dengan air
|
Green House
Hidroponik BBPP
Batang kaluku
|
- 14.00- 15 Wita
|
Mencampur Larutan A Makro dan B
Mikro
|
||
Sabtu 19 Juli 2014
|
- 8.00- 11.00 Wita
|
Menerima materi/teori
Pupuk organik
|
Rumah/kumbung bahan hijau
Organik
BBPP
Batang kaluku
|
- 14.00- 15 Wita
|
Mencacah Bahan hijauh/Organik
|
||
Senin 21 Juli 2014
|
- 8.00- 11.00 Wita
|
Persiapan bahan (kotoran
ternak,sekam bakar dan bahan organik)
|
Rumah/kumbung bahan hijau
Orgaik
BBPP
Batang kaluku
|
- 14.00- 16.00 Wita
|
Praktek pembuatan Pupuk Organik
|
||
Selasa 22 Juli 2014
|
- 8.00- 11.00 Wita
|
Pengeringan Pupuk Organik Yang
Memang sudah jadi
|
Rumah/kumbung Pengeringan dan
Pengayakan Pupuk Orgaik
BBPP
Batang kaluku
|
- 14.00- 16.00 Wita
|
Pengayakan dan Pengemasan Pupuk
Organik
|
||
Rabu 23 Juli 2014
|
- 8.00- 11.00 Wita
|
Penyiapan Bahan Media tanam
|
Kumbung tempat pembuatan media
tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
|
- 13.30 Wita
|
Perendaman Serbuk gergaji selama
|
||
Kamis 24 Juli 2014
|
- 9.30- 11.00 Wita
|
Serbuk Gergaji di tiriskan dan
pencampuran bahan media tanam (serbuk gergaji,dedak, kapur dolomit dan
gipsum)
|
Kumbung tempat pembuatan media
tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
|
- 13.00 Wita
|
Pengomposan
Selama
|
||
Jum’at 25 Juli 2014
|
- 9.25- 10.54 Wita
|
Penbuatan Baglog
|
Kumbung tempat pembuatan media
tanam Jamur Tiram BBPP Batang kaluku
|
- 13.00- 17.30 Wita
|
Sterilisasi Baglog
|
||
Sabtu 26 Juli 2014
|
- 9.00- 10.00 Wita
|
Proses Inokulasi dan Ingkubasi
|
Kumbung/Ruangan Inokulasi Dan Ingkubasi
Jamur Tiram
|
Senin 28 Juli 2014
|
- 9.00- 11.00 Wita
|
Persiapab Bahan Tanam(bibit)
|
Tokoh
Pertanian Veteran Selatan
|
15.20- 16.00 Wita
|
Penanaman Tanaman Kangkung
Darat
|
Lahan Pertanian Orgaik BBPP
Batang kaluku
|
|
Selasa 29 Juli 2014
|
- 8.30- 11.00 Wita
|
Penggenangan Lahan sampai titik
jenuh
|
Lahan Pertanian Orgaik BBPP
Batang kaluku
|
Rabu 30 Juli 2014
|
- 8.30- 11.00 Wita
|
Pengamatan
|
Lahan Pertanian Orgaik BBPP
Batang kaluku
|